Laman

Selasa, 31 Januari 2012

SEPENGGAL CERITA DI NEGERI KERATON JOGJA ( Part 1 )

pagi ini tak seperti biasanya saya terbangun jauh lebih awal. jam tua di dinding kamar menunjukkan pukul 04-30 WITA. dengan berat hati saya beranjak dari kasur menuju kamar mandi . sejurus kemudian badan ini tak kuasa menahan rasa dingin yang menusuk tulang. tentu saja berlama2 di sini bukanlah ide yang baik buat saya,  secepat kilat saya keluar dan meninggalkan kamar mandi dengan badan yg masih berceceran air. ponsel saya berbunyi tepat ketika saya masuk ke kamar. ahmad , teman kuliah saya memanggil. “sudah siap kah mas bro ?” Tanya ahmad. “sudah !” jawab saya singkat sembari mengeluarkan beberapa potong pakaian dari tas ransel yang sejak kemarin teronggok manis di pojok kamar. “ok,, jam 5 gw meluncur ke TKP “.ahmad kembali berkoar.  tanpa sempat menjawab, hubungan pun terputus.
pagi ini saya dan ahmad akan berangkat menuju tempat yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. kami akan berangkat menuju bumi keraton ngaYogyakarta hadiningrat. sebuah tempat di pulau jawa yang menyimpan banyak sekali situs2 wisata. baik itu situs kuno maupun situs modern. maksud dari keberangkatan kami pun tak lain dan tak bukan hanya untuk membuktikan semua itu. walaupun saya rasa kami cukup lambat alias ndeso. karena di zaman sekarang mungkin orang2 yg sebaya dengan kami sudah jauh lebih dulu menginjakkan kaki ke sana.
persiapan selesai, ransel sudah terikat kokoh di bahu. bekal2 lainpun sudah aman berada di tas kecil yg terselempang di leher. saya merapat ke bahu jalan menunggu jemputan travel yang akan membawa kami menuju bandara sepinggan Balikpapan. beberapa menit kemudian ahmad pun bergabung lengkap dengan ranselnya yang jauh lebih keren di banding tas ransel lusuh yang saya pakai. kami menunggu mobil sambil sedikit bercanda gurau. maklum,, jika di ibaratkan kami berdua itu seperti Tom & Jerry dalam dunia kartun. ga bisa diam kalau ketemu. ada saja yang dijadikan bahan leluconan. dari segi positifnya sih tentu saja ini adalah hal yg membantu menghilangkan kebosanan ketika menunggu jemputan yang tak kunjung datang. tapi dari segi negatifnya mengganggu orang2 yang masih tidur, gimana enggak pagi2 buta sudah cekikikan di pinggir jalan.
tak lama kemudian mobil jemputan pun datang. sebuah mobil minibus menepi mendekati kami yang sudah memasang wajah sangar karena kesal terlalu lama menunggu. dan benar saja, pak sopir pun beberapa kali meminta ma’af . saya hanya bisa memaklumi. banyak orang bilang kalau ga ngaret bukan Indonesia. hmm.. istilah yang miris jika mengartikannya.  tanpa menunggu berlama2 lagi, sopir minibus pun melajukan tunggangannya dengan wajah yang masih melas. saya menduga jangan2 semua penumpang di sini mendapatkan hal yg serupa dengan kami. wajah mereka sangar2 semua. persis seperti sedang menahan emosi.. fufufufufu.
karena semalam waktu tidur kurang dari cukup, saya melanjutkan tidur di minibus. suasana mobil yang nyaman membuat saya tak membutuhkan waktu yang lama untuk memancing mimpi di pikiran saya. sejurus kemudian saya benar2 berada di alam mimpi. ZZzzzz…!
good bye samarinda...!!!

 perjalanan dari samarinda menuju bandara sepingan yang berada di kota Balikpapan menempuh perjalanan sekitar 2,5 sampai 3 jam dengan biaya 50 ribu via travel. jam 8 pagi kami tiba di bandara yang sudah mendapatkan predikat internasional ini. suasana tampak sudah ramai. para calon penumpang dan para penumpang yang sudah tiba bercampur aduk menjadi satu, lengkap dengan para supir2 taksi yang tak henti2nya bernyanyi “samarinda..samarinda..”.  semakin membuat rasa kantuk yang masih menghinggap di tubuh saya menghilang dengan sendirinya. setelah membayar ongkos travel, saya dan ahmad segera mencari tempat untuk mengisi perut alias sarapan. dan sebuah kedai kopi dengan desain minimalis di sebelah pintu masuk menjadi pilihan kami. tahu kah anda mengapa kita memilih kedai minimalis ini..? tak lain dan tak bukan karena pelayan2nya yang asoy geboy. tak lengkap rasanya jika pagi hari ini hanya di isi dengan secangkir kopi saja, tentu saja paras cantik dan seksi dari para pelayan kedai menambah menu sarapan mata kami kali ini. hahahaha.. #gejolak masa muda
sembari menikmati secangkir caffucino panas, saya mencoba mengecek kembali barang2 bawaan saya. takut2nya ada yang tertinggal. dan “Oh My GOD “.. saya benar2 melupakan satu barang yang sangat peting untuk perjalanan saya kali ini. ahmad pun ikut berantusias melihat saya. “ emangnya apa yg ketinggalan ?” Tanya ahmad. saking paniknya saya tak menggubris pertanyaannya. kembali ahmad bertanya dengan nada agak sedikit di naikkan oktaf nya,, “wooy apa yg ketinggalan..?? tiket kah ??. kali ini saya jawab.. “ bukan “ . “ terus apa donk ?” Tanya ahmad penuh rasa penasaran. “alat2 mandi” jawab saya seperti orang tak berdosa. dan hanya satu komentar yang keluar dari mulut ahmad.. “ SETAN “.. @#@$%!@
waktu take off yang tertulis di tiket saya adalah pukul 10-00 WITA. dan itu artinya kami harus segera melakukan boarding. karena 30 menit lagi pesawat akan berangkat. sebelum masuk ke ruang check ini, kami harus melalui alat detector. kata ahmad semua isi tas kita bisa di lihat dari monitor pengawas.. weeiiss… berarti pengawasnya liat sempak saya donk,, ah.. ga ikhlas pokoknya. !@#$%# *ngenyot linggis
suasana membosankan di ruang tunggu

check in beres, ransel pun sudah nyaman berada di cargo. kami beranjak ke ruang tunggu. bergabung bersama puluhan penumpang lain  yang tampaknya sudah lama teronggok  tak berdaya di tempat ini. saya mengeluarkan mp3 dari tas kecil yang sedari tadi tergantung di bahu. nampaknya menikmati alunan music melo adalah ide bagus untuk menghilangkan rasa bosan karena harus menunggu pesawat yg akan kami tumpangi. dan benar saja, tak terasa 30 menit telah berlalu. dan terdengar suara wanita dari alat pengeras suara. “ penumpang pesawat citylink dengan nomer penerbangan GA 073 tujuan Surabaya agar segera menuju pesawat melalui pintu 5”.  hufh.. akhirnya.. berangkat. sebelum keluar saya melewati pintu yang di jaga 2 orang petugas. tiket saya berikan kepadanya. tanpa berdosa dia merobek sebagian kertas tiket saya yang berharga 250 ribu. “sialan lu…!!”. @%^!@$@#
sebelum naik ke pesawat saya dan ahmad menyempatkan diri untuk bernarsis ria terlebih dahulu di depan pesawat. masa bodoh dengan orang sekitar yang memandangi kami. NARSIS itu LAKI…! setelah puas jeprat-jepret, segera kami naik ke dalam burung besi ini. begitu sampai di dalam saya dan ahmad langsung mengisi kursi kosong di bagian depan pesawat. keKATROan kami sekali lagi terungkap disini. tiba2 seorang gadis cantik menghampiri kami dan bertanya, “ma’af boleh saya lihat tiketnya pak”. dengan cepat saya memberikan tiket saya yang sudah di robek oleh petugas tak bertanggung jawab tadi. “ma’af pak kursi anda bukan di sini, tapi di belakang sana”. oh my god.. betapa malunya saya. maklum kebiasaan naik kereta api masih melekat erat di tubuh saya. hahaha. tanpa membuang2 waktu lagi saya dan ahmad segera beranjak dari kursi itu sambil menahan tawa. ndeso…ndeso..!
 pesawat akhirnya mendarat dengan mulus di bandara internasional juanda Surabaya. lagi2 sebelum masuk ke ruang bandara, kembali kami narsisan di landasan bandara. namun kali ini orang2 tidak memandangi kami lagi. mungkin mereka sudah memaklumi keKATROan kami. hahaha. tiba2 saya teringat dengan ransel kesayangan saya. segera saya bergabung dengan penumpang2 lainnya yang juga sedang menunggu barang2 bawaan mereka.kali ini kami beruntung, karena barang kami yg pertama kali keluar dari mesin konveyor. Alhamdulillah ya,, sesuatu gitu..!
barang bawaan sudah aman, kami beranjak keluar bandara, saya langsung menghubungi salah satu keluarga yg berdomisili di Surabaya. rancananya sih mau istirahat sebentar di sana. tapi,, betapa terkejutnya hati ini begitu mendengan saudara saya bilang kalo dia sedang berada di semarang saat ini. dan parahnya lagi kunci rumahnya di bawa juga ke semarang. hmm.. mantap nian…! karena tidak ada alternatif lain, akhirnya kami memutuskan untuk langsung ke terminal bungurasih. dari bandara ke terminal bungurasih bisa menggunakan bus DAMRI dengan biaya sebesar 15 ribu. namun saya lupa member tahu ahmad soal itu. wal hasil ketika saya tinggal dia sebentar ke toilet, tau2 dia sudah bersama seorang supir taksi dan sudah melakukan negosiasi untuk mengantar kami ke terminal dengan biaya 75 ribu. astagaa…  dompet tipis aja belagak seperti turis mancanegara. pakek acara naik taksi segala lagi. hufh,,! namun, karena sudah deal dengan supir taksi, mau tak mau harus jadi naik taksi. dan itu artinya budget berkurang. aarrgghh….!
sesampainya di terminal bungurasih yang hanya memakan waktu tidak sampai 5 menit. saya mengajak ahmad untuk mencari tempat makan terlebih dahulu. karena perut sudah mulai tidak bersahabat.kami mencari warung2 makan di sekitar terminal sambil di iringi oleh pria2 sangar yang tak henti2nya mengoceh kepada kami,,”bali..bali.. malang, banyuwangi,, solo “. kata2 itu terus saja menemani kami saat sedang menikmati sepiring pecel lele dan secangkir es jeruk yang saya pesan di sebuah warung makan. sedangkan ahmad memesan seporsi ayam penyet + nasi dengan secangkir es the manis. cukup singkat kami menghabiskan semua hidangan itu. hanya butuh waktu 5 menit semua yg ada di meja makan ludes tak tersisa. (kecuali piring & gelasnya,, ma’af saya bukan kuda lumping soalnya. haha ).
setelah membayar 15 ribu untuk sepiring pecel lele & es jeruk kepada pemilik warung, saya dan ahmad segera mencari terminal bus jurusan jogja. dan akhirnya kami menemukan sekumpulan bus dengan tulisan jogja di kaca depannya. banyak pilihan bus di sini. dari yang AC ekonomi sampai yg AC patas. karena hanya beda 20 rb. kami memutuskan naik bus AC patas. dengan ongkos 66 ribu bonus kupon makan malam. sebelum berangkat tak lupa saya membeli beberapa minuman dan makanan ringan untuk bekal selama di jalan yang kabarnya akan menghabiskan waktu selama 6 jam.
jam di di tangan menunjukkan pukul 14.05 WIB. bus yang kami tumpangipun beranjak keluar dari terminal. namun laju bis masih lambat seperti bekicot. maklum, jumlah penumpang yang berada di bus tampaknya belum mencukupi target sang empunya bus. masih banyak bangku2 yang masih kosong di bagian belakang. cukup lama juga bus ini bertahan dengan “laju bekicot”nya. tak jarang beberapa kali sang kondektur naik turun bus menghampiri kerumunan manusia di sisi jalan dan meneriakkan “jogja..jogja..”.  tapi tampaknya rezeki sedang tidak menaungi bus ini. hampir selama 1 jam menyusuri perkotaan, namuntak satupun penumpang yg berhasil  di naikkan. sampai akhirnya bus pun melaju sekencang2nya. yeaah… it’s time to sleep.. gumam saya dalam hati. ZZzzzz….
sayup2 terdengar teriakan dari seorang laki2, “ yang mau makan, buang air, sholat silahkan turun…”. sontak saya terbangun. ternyata bus sudah terparkir rapih di depan sebuah rumah makan khas jawa timur. di papan nama rumah makan tertulis “ ngawi “. saya baru sampai di 1/3 perjalanan. namun karena hari sudah maghrib, saya dan ahmad segera turun dari bus untuk menunaikan shalat maghrib sekaligus makan malam. tak lupa saya menyiapkan kupon yang sudah di berikan kondektur sebelum kami berangkat tadi. kertas kecil berwarna kuning ini tentunya sangat berharga buat kami yang berkantong tipis.  namanya juga mahasiswa. hahaha
istirahat cuy...!

selepas sholat maghrib berjama’ah di sebuah mushola kecil di sisi rumah makan, kami segera menempati sebuah meja di dekat sekumpulan wanita2 cantik yang juga sedang asyik menyantap hidangan dari kupon gratis. maklum saja,, namanya makanan gratisan jadi hidangannya pun ala kadarnya. rasanya tidak bernafsu untuk menyantap makanan ini. namun karena di selingi oleh lirikan wajah2 manis di sebelah kami, entah kenapa sayur nangka yang entah apa rasanya ini, dengan cepat habis tak tersisa.  $@%$!#
belum juga tidur cacing2 di perut, tiba2 terdengar dari pengeras suara bahwa bus yang kami tumpangi akan segera berangkat melanjutkan perjalanan. cepat2 kami beranjak dari meja makan menuju bus. nampaknya saya  menikmati “hidangan” terlalu asyik. sampai2 masih tersisa beberapa butir nasi di pipi saya. secepat kilat saya masuk ke dalam bus sambil sesekali membersihkan muka yang masih berminyak akibat kuah sayur nangka…
perjalanan kembali berlanjut. sekitar 2 -3 jam lagi kami akan segera tiba di negeri keraton Jogjakarta. karena tadi sudah lebih dari cukup, kali ini saya mengurungkan niat untuk melanjutkan tidur. saya menggantinya dengan menonton pertandingan sepakbola di layar TV di bagian depan bus. begitupula dengan para penumpang yg lain. mereka sibuk mengomentari permainan yang berlangsung cukup sengit. tentunya bahasa jawa sangat mendominasi di bus ini. (yaiyalah… namanya juga di jawa ). tak jarang beberapa kali terdengar jelas suara orang berkata “jancooook…”setiap kali wasit meniupkan pluit. mungkin itu adalah ungkapan “pelanggaran” dalam bahasa jawa,, pikir saya dalam hati.
sekitar pukul 9 malam, kami tiba di jembatan janti jogja. tak ayal ketika turun dari bus, penyakit ndeso kami kembali kambuh. seperti orang kesurupan kami  berjoget2 ala jaipongan sambil berteriak2 kegirangan “ jogja…jogja…jogja.. “ tak perduli dengan puluhan pasang mata yang memandangi kami.  sampai akhirnya seorang kakek2 tukang becak menyadarkan kami.. “wah..wah.. baru pertama ke jogja ya mas..? “. Tanya si kakek. dengan kompak kami menjawab “IYA”….!!!
                tak lama kemudian jemputan kami pun tiba. nuzul & warto. mereka berdua adalah teman SMA saya waktu di lampung dahulu. mereka sedang menyelesaikan studi mereka di salah satu universitas negeri di Jogjakarta.  setelah bercengkrama layaknya edegan pertemuan teman lama di sinetron2, nuzul dan warto membawa kami ke kost mereka. dan tentunya saya akan bermalam di sana selama di jogja. dan ternyata kost mereka berada tidak jauh dari jembatan janti tempat dimana kami melakukan hal gila tadi (lebih tepatnya hal bodoh ). di pintu kost tertulis “PANTI KEREHORE”. begitu masuk kedalam barulah saya mengerti mengapa tempat ini diberinama Panti Kerehore. beberapa pemuda sebaya kami tampak memenuhi setiap ruangan di rumah ini. persis seperti panti. akan tetapi sambutan hangat mereka membuat hati ini langsung merasa betah. “menyenangkan” ya,, itu adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan suasana di tempat ini.
malam hari ini kami habiskan dengan bercanda gurau dan bercerita2 mengenang masa lalu sewaktu di SMA. tak jarang kami tertawa2 terbahak mengenang kisah2 konyol dulu. karena kehangatan perboncangan kami, beberapa penghuni panti yg lain tak sungkan2 merapat dan ikut bersenda gurau bersama kami. benar2 momen yang jarang saya temui. bahkan karena asyiknya ngobrol, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 04 pagi. barulah saya kaget, saya harus istirahat. karena besok pagi saya dan ahmad akan memulai pertualangan kami di negeri para sultan ini.
keesokan harinya saya memulai pertualangan dari panti sekitar pukul 9 pagi. kami di bekali sebuah sepeda motor milik warto. lumayan,, bisa keliling2 hanya dengan modal bensin. hehehe. tujuan pertama kami adalah candi prambanan. namun, sebelum berangkat ke prambanan kami terlebih dahulu mencoba nasi kucing yang sejak dulu membuat penasaran. mengapa di sebut nasi kucing, apa rasanya , DLL selalu muncul di pikiran. dan dari info yang saya dapat dari penghuni panti bahwa di pagi hari nikmatnya menikmati nasi kucing yang berada di angkringan sekitar alun2 selatan keraton jogja. selain nasinya yang enak, tentu saja suasana nya yang jawa banget dan ramai oleh pengunjung (wisatawan).
edegan ndeso ala iklan di televisi kembali terulang ketika kami menuju keraton. nyanyian  “jogja,,jogja,,jogja,,!!”  tak henti2nya kami kumandangkan selama di perjalanan. tak heran jika sepanjang jalan orang2 memandangi kami dengan lirikan aneh. persetan dengan mereka,, alias bodo amat.. kami hanya ingin menikmati liburan kami yang langka ini. walaupun terlihat aneh, tapi ya beginilah kami. pemuda desa yang apa adanya… @#!$@%5
di pojok kawasan keraton ngayogyakarta hadiningrat

dahulu di benak saya yang namanya malioboro itu seperti kawasan wisata kuno yg banyak bangunan2 peninggalan prasejarah. ealaaaahh ternyata salah besar. begitu memasuki kawasan malioboro saya hanya senyum2 sendiri. malioboro itu nama jalan toh.. jalan raya yang di jadikan pusat wisata belanja pernak-pernik khas jogja. satu kata yang akan terucap jika mendengar nama malioboro. BATIK.. ya,, kata itulah yang pasti orang lebih ingat jika pernah mengunjungi tempat ini. di sepanjang jalan dari pertigaan sampai ke lampu merah Bank Indonesia  di penuhi oleh pedagang batik. dari yang berjualan di toko sampai yang menggelar lapak menumpuk menjadi satu di sini. berbagai macam jenis batik dapat anda temui di sini. batik jogja, solo, pekalongan, DLL. harganya pun bermacam2. mulai dari harga 40 ribu sampai yg harga jutaan. tergantung jenis batik nya. saran saya pandai2lah anda menawar di t4 ini.
2 batang pohon besar berdiri kokoh di sebuah lapangan. tampak ada beberapa wisatawan yang sedang asyik memotret pohon tersebut. sekilas tak ada yg istimewa dengan kedua pohon tersebut. namun yang membuat saya heran mengapa para wisatawan yang ada di situ sangat berantusia sekali. saya pun menghampiri mereka dan bertanya2. ternyata  kedua pohon tersebut menyimpan mitos yang sangat menarik. konon menurut orang2 yang ada di sana jika kita bisa melalui kedua pohon tersebut dengan menutup mata, maka permohonan kita akan di kabulkan. menarik bukan..! saya pun tak mau menyia2kan kesempatan ini. saya mencoba berjalan melalui kedua pohon tersebut dengan menutup mata. namun sayang, saya tidak berhasil. saya malah melenceng jauh sekali. hahaha.. mungkin karena saya sudah berniat minta yang aneh2 kalo berhasil. hehehe.
me at "pohon keramat"

tinggalkan sepasang pohon itu, biarkan dia berdiri kokoh dengan mitosnya. kembali ke misi semula. saya mampir di sebuah angkringan sederhana (namanya agkringan ya pasti sederhana) di sebelah selatan alun2 keraton jogja. di tempat ini sudah banyak para pelancong dan warga local yang sedang asyik menikmati santapan mereka. saya langsung memesan nasi kucing. tak tanggung2, 3 porsi saya pesan. lengkap dengan teman2 setianya seperti tempe goreng, sate usus, sate hati ayam, sate telur puyuh, Dll. segelas es teh manis semakin melengkapi  breakfast kami pagi ini. satu hal yang membuat saya kaget bukan kepalang. setelah makanan habis tak tersisa, kami segera melanjutkan perjalanan menuju candi prambanan. tentu saja tak lupa saya membayar makanan yang sudah saya habiskan tadi terlebih dahulu. perkiraan saya makan segitu banyaknya pasti lumayan gede budgetnya kalo di Kalimantan. namun begitu pakde penjual bilang ke saya bahwa semua makanan yang saya habiskan hanya di banderol 10 ribu rupiah. sumpah.. ini makan termurah yang pernah saya alami seumur hidup…! hahahaha.
kembali kami memacu kuda kami ( Honda megapro milik warto ) menuju candi prambanan atau candi roro jonggrang yang berada tak jauh dari kota jogja. hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, kami sudah tiba di kompleks candi hindu terbesar di indonesia ini. makin tak sabar hati ini ketika melihat bangunan2 candi dari pintu masuk kompleks. cukup membayar 15 ribu rupiah perorang, kita bisa berkeliling sampai jelek di sini. tanpa menunggu aba2 lagi, kami berdua sudah seperti benar2 orang gila. berteriak2 heboh ga karu2an. belum lagi edegan2 narsis yang super ndeso. membuat kami tampak seperti orang2 zaman jahilyah yang sesat di kehidupan modern melalui pintu lorong waktu.
welcome to the world heritages

di tempat ini saya juga mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. pengalaman yang sejak dulu sudah saya tunggu2. yaitu berbincang2 dengan orang asing. hahaha. bule yang menjadi korban kejahilan kami kali ini adalah bule asal skotlandia. ketika berada di candi wisnu. tiba sepasang bule mendekati kami dan asyik berfoto. dengan mental yang ala kadarnya saya mencoba menghampiri dua makhluk asing tersebut. “excuse me…! may I take picture with you..?” sapa saya kepada bule wanita. “why me ??” jawab dia. “because you look so beautifull”. gombalan ala koboi kucay saya pakai kali ini. hahaha.  di sisi lain tampak wajah bule yg cowok mulai memerah,, hahaha. pliss dech.. !!. gombalan pun berhasil. dengan legowo nya si bule mengizinkan saya untuk berfoto dengannya. begitu kami berdekatan untuk mengambil foto, busseeett… saya di ketekin doank ama tuh bule. tinggi banget. tapi masa bodoh lah.. yang penting foto bareng ama bule. hahahaha… *don’t try this at HOME.
se "ketek" doank...!!

puas ngerjain si bule, saya kembali berjalan mengelilingi kawasan candi yang sangat luas ini. di sisi candi utama (candi wisnu, candi brahma & siwa ) tampak beberapa candi kecil yang sudah hancur akibat dahsyatnya gempa yang melanda t4 ini beberapa waktu lalu. Nampak sekali bahwa candi ini sudah sangat terkenal di dunia. terbukti dengan jumlah wisatawan mancanegara nya yang lebih banyak dari pada wisatawan local. di tempat ini juga banyak sekali penjual jasa foto. satu paket foto dengan latar candi di banderol 50 ribu rupiah. harga yang cukup mahal menurut saya.
tersesat di zaman prasejarah

sebelum saya beranjak dari candi utama, saya berpapasan dengan dua orang bule wanita yang cantik sekali. naluri lelaki saya pun kembali diuji kali ini. saya mengikuti mereka berdua. sampai akhirnya mereka berhenti di dekat sebuah patung di pinggir candi. saya memberanikan diri menyapa mereka. “hello.. how are you..?”. sapaan yang sejak zaman sekolah dasar sudah saya pelajari. namun baru kali ini terealisasi. tak ada jawaban dari si bule. mereka malah asyik cekikikan berbisik2 dengan menggunakan bahasa yang benar2 tidak saya mengerti. mampus dech….! sekali lagi saya coba menyapa mereka. “hello “. lagi2 tak ada jawaban. mereka malah kabur.. JANGKRIIIKK….!!! #@$^!%$@$#
*berhati2lah dengan penyakit yang namanya “KEPEDEAN”.


To Be Continued......

Rabu, 07 Desember 2011

Kalimantan Selatan : Mimpi Seorang Bocah Kampung


 seorang nenek di tengah ribuan perahu kecil mengacungkan jempolnya kearah saya.  dan itu terjadi hampir di setiap pagi di layar kaca sebelum saya berangkat sekolah. semakin hari rasa penasaran itu kian memenuhi pikiran saya.  dimanakah tempat itu ??. dari berbagai macam buku2 yang membahas tentang kebudayaan yang pernah saya baca ternyata tempat itu berada di selatan pulau Kalimantan. tepatnya berada di Banjarmasin. niat ingin mengunjungi sang nenek pun timbul berulang kali. namun tentu saja itu hanyalah mimpi buat saya yang hanya seorang bocah kecil dari keluarga yang tidak mampu dan hidup di perdesaan ini.
hari berganti hari, bulan berganti bulan hingga tahun berganti tahun. mimpi itu sedikit demi sedikit mulai tampak akan menjadi kenyataan.  dari hasil tes beasiswa di tempat saya sekolah (salah satu madrasah di pedesaan prov lampung), akhirnya saya di terima di sebuah universitas negeri di Kalimantan timur. ya,, walaupun bukan di tempat asal si nenek, tapi seenggaknya masih tetanggaan lah. tentunya ini adalah awal langkah saya untuk menjelajahi  belahan timur negeri ini yang selama ini hanya menjadi mimpi dan angan2 saya belaka.
I . BANJARMASIN
Singkat cerita di awal tahun 2010, tepatnya di bulan februari saya akhirnya menginjakkan kaki di tanah lambung mangkurat itu. berbekal rasa nekad yang lebih tinggi dari pada dana, saya memulai perjalanan kali ini dari samarinda hingga tiba di terminal pal 6 banjarmasin. di sana saya bertemu dengan nasrullah, teman sesama backpacker  yang beberapa bulan lalu pernah numpang di kamar saya ketika dia menjelajahi kaltim.
dari terminal, nasrullah mengajak saya untuk mencicipi kuliner khas daerah banjar. apalagi kalau bukan soto banjar. kebetulan hari juga sudah siang, memang sudah saatnya untuk mengisi perut yang sedang kosong. kami menyantap soto banjar di sebuah warung yang berada di bawah jembatan baru. warung makan yang berada tepat di pinggir sungai membuat suasana makan siang kali ini terasa sangat berkesan. karena Banjarmasin memang terkenal dengan julukannya “ negeri seribu sungai”.  jadi segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata tak afdol rasanya jika tidak di lakukan di dekat sungai. hehe (hanya sekedar opini pribadi).
 ( Soto Banjar, kalo ke banjarmasin Harus coba kuliner yang satu ini, ajib gan..! )

merasa sudah kenyang, nasrullah mengajak saya ke rumahnya untuk sekedar beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan nanti. ternyata jarak dari  warung makan ke rumah inas (nama panggilan nasrullah) tidak terlalu jauh. hingga akhirnya saya tiba di sebuah rumah yang menurut saya cukup mewah . dan rumah inilah yang akan saya pakai sebagai tempat berlindung dari teriknya matahari dan dinginnya hujan. hehe (lebay.com).
setelah beristirahat sekitar 3 jam, inas mengajak saya untuk mengunjungi sebuah jembatan yang sudah terkenal di se-antero nusantara ini. jembatan barito namanya. berada sekitar  25 KM dari kota Banjarmasin dan membentang sepanjang  sekitar  1000 meter di atas sungai barito. di jembatan ini juga tampak beberapa wisatawan (lokal & asing) yang sedang menikmati sore hari sambil menunggu sunset. menurut kabar angin, sunset dari jembatan barito cukup bagus. ternyata kabar itu benar adanya.tak lama kemudian  pemandangan diujung barat sana membuat mata ini seakan2 terhipnotis oleh keindahan alam ciptaan yang maha kuasa. dan itu lebih dari cukup untuk mengakhiri perjalanan kali ini di jembatan barito atau warga setempat menyebutnya jembatan pulau bakut.
( Jembatan Barito, salah satu bukti banjarmasin sebagai kota seribu sungai )

malam harinya saya diajak ketemuan dengan beberapa teman sesama backpacker yang sebelumnya berteman di grup backpacker di jejaring sosial. mereka adalah para petualang yang berdomisili di Banjarmasin. salah satunya bernama nasrudin anshori. pemuda yang juga pernah bertemu dengan saya di  Kalimantan timur tahun lalu. ketika itu saya juga menemani dia saat berkunjung ke pulau beras basah yang berada di bontang. Kalimantan timur. senang rasanya kali ini dapat bertemu kembali dengannya. karena beliau adalah salah satu orang yang menjadi inspirasi saya di dunia travelling khususnya backpacking. pengalaman beliau sudah tidak dirahukan lagi. banyak daerah2 di Indonesia ini yang sudah pernah dia taklukkan. aseekk bahasanya,,, hahaha.
kami bertemu dan menghabiskan malam di sebuah kedai yang berada tak jauh dari kantor tempat nasrudin bekerja ( lupa nama jalannya ). saya diperkenalkan sengan beberapa anggota Banjarmasin traveler diantaranya  adit & indra. senang sekali rasanya dapat berbagi pengalaman dengan mereka. ditambah lagi dengan nasi kuning dan segelas es teh manis semakin menghangatkan suasana malam ini. ( ga nyambung,, sejak kapan es bikin hangat,, wkwkwk).
keesokan harinya saya diantar oleh inas dan 2 orang temannya untuk mengunjungi tempat yang sejak kecil saya selalu saya impikan. ya,, ketempat si nenek yang dulu hampir setiap pagi mengacungkan jempol keriputnya di layar televisi. ya,, pasar terapung namanya. rasanya makin tak sabar untuk bertemu dengan si nenek. sampai2  dinginnya fajar tak berasa.hehe (lebay.com 2). pasar terapung terdapat di 2 lokasi yang berbeda di banjarmasin . satu berada di kuin dan yg lainnya berada di lok baintan. namun menurut saran nasrudin dkk  (Banjarmasin traveler) , pasar terapung yang berada di lok baintan lebih bagus karena mereka masih mempertahankan ke-tradisionalannya. akhirnya si nenek yg berada di lok baintanlah yang menjadi opsi saya kali ini.
( Floating Market Lok Baintan, Mimpi itu menjadi nyata )

jalan pagi ini masih sangat sepi. tentu saja,, karena orang2 pasti masih sibuk dengan bantal & kasur mereka. dari rumah inas ke lok baintan membutuhkan waktu sekitar 1 jam. sekitar jam 6 lewat kami tiba di lokasi. suasana damai sudah saya rasakan begitu masuk ke gerbang desa lok baintan. orang2nya ramah dan bersahabat. dengan kesederhanaan mereka membuat setipa orang yang berkunjung kesini pasti akan merasa nyaman. gadis muda berjilbab rapih lengkap dengan baju gamis yang berlogo madrasah setempat  tampak mulai memenuhi jalan setapak. suasana religious juga sangat terasa di tempat ini. hampir seluruh wanita disini menggunakan jilbab. anak2 laki-laki juga tidak mau kalah dengan peci yang terpasang di kepala mereka. sungguh damai & tentram.
                                           ( ga afdol rasanya kalo ga narsis )

di tepi sungai tampak mulai di penuhi oleh nenek2 yang mendayung perahu kecil lengkap dengan barang dagangan ( buah2an & sayur2an ). satu persatu mereka datang dari hulu & hilir sungai. hingga akhirnya semua berkumpul di satu tempat dan berjumlah puluhan bahkan ratusan. peristiwa yang sangat mengesankan buat saya pribadi. saking senangnya saya masih tak percaya jika saya sudah melihat secara langsung di depan mata saya nenek2 yang dulu selalu mengacungkan jempol keriputnya. tapi kali ini berbeda, bukan hanya jempol yang mereka acungkan kepada saya, tapi lengkap dengan 5 jari yang memanggil saya untuk mendekat dan menawarkan dagangan mereka. owwh,,, Tuhan..! saya tidak bermimpi, ini nyata..!
( kayuh baimbai  )

tak mau melewatkan edegan langka ini, saya membeli beberapa kue tradisional banjar seperti  untuk-untuk. lumayan,, untuk mengisi perut di pagi ini. harga yang di tawarkanpun relatif murah. harga per-kue di banderol  Rp.1000. juga tidak afdol rasanya jika tidak mengabadikan kejadian langka di dalam hidup saya ini. beberapa kali saya berpindah tempat mencari  posisi (angel) yang pas untuk mengambil gambar. di tempat ini saya tidak sendiri, lagi2 banyak sekali wisatawan2 lokal dan mancanegara yang memenuhi tempat ini. bahkan ada salah satu stasiun televisi yang sedang  meliput tempat ini.
semakin siang para nenek si pendayung perahu ( jukung : bahasa banjar ) mulai meninggalkan tempat ini. tentunya mereka pulang dengan keadaan perahu yang sudah kosong atau berganti muatan. yang tadinya membawa buah2an, pulangnya mereka membawa sayuran. owh,, ya.. di tempat ini saya juga menyaksikan  metode jual-beli yang mungkin sudah punah di tempat lain. yaitu metode barter atau bertukar barang. tak sedikit saya melihat para pedagang di sini yang saling bertukar barang dagangan mereka. benar-benar masih sangat tradisional tempat ini. sekitar jam 9 pagi, tempat ini benar2 sudah sepi atau kosong . si nenek sudah pulang dengan meninggalkan kenangan2 yang tentunya tidak akan pernah saya lupakan. kami pun beranjak meninggalkan tempat ini. selamat tinggal nenek,,, semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu dan bertatap muka lagi. saya akan merindukan kalian, jukung kalian, acungan jari kalian dan tentunya kesederhanaan kalian semua..
dengan berakhirnya pasar terapung, maka berakhir pula kunjungan saya kali ini di bumi lambung mangkurat ini. setelah mengemasi  barang bawaan, saya beranjak dari kota Banjarmasin menuju kabupaten kandangan. kali ini lagi2 saya di antar oleh inas. sebenarnya tidak enak hati, tapi dia memaksa untuk tetap mengantarkan saya ke kandangan. akhirnya dengan senang hati saya terima tawaran itu. namun sebelum berangkat tak afdol rasanya jika tidak membeli oleh2 khas Banjarmasin. saya dibawa ke sebuah toko souvenir di jalan ahmad yani atau KM 5,5. sebuah toko kecil dengan papan nama Hy-munk yang menyediakan aneka macam pernak-pernik khas banjar seperti kaos, gantungan kunci, gelas dan lain sebagainya. saya membeli sebuah kaos dan beberapa gantungan kunci untuk oleh2 buat teman2 di samarinda. untuk kaos harga cukup mahal namun sesuai dengan kualitasnya. satu kaos di hargai 100 ribu rupiah. kalau mau yang agak murah juga ada tapi tentunya kualitas jauh berbeda. sedangkan gantungan kunci dihargai 5 ribu rupiah per-bijinya.
II.  KANDANGAN ( LOKSADO ).
                sekitar pukul 12 siang, saya dan inas bergerak meninggalkan Banjarmasin menuju kabupaten Hulu sungai selatan ( kandangan ). namun, ketika sampai di daerah Gambut tiba2 inas mengajak saya untuk mencicipi salah satu kuliner andalan Kalimantan selatan yaitu bebek gambut. di makan dengan nasi yang di bungkus dengan daun pisang. kuliner satu ini juga tak kalah mantapnya dengan soto banjar. bebek yang di rebus dan kemudian di goreng dengan bumbu lengkap membuat lidah ini tak mau berhenti bergoyang.  pokok e maknyos..
                merasa  sudah kenyang, kami kembali melanjutkan perjalanan. jalan menuju ke kandangan melewati jalanan yang lurus seperti tidak ada tikungannya. tentu saja akan membuat para pengemudi kendaraan akan memacu kendaraannya. begitupun dengan inas, seakan pembalap yang sedang mengincar podium nomor 1 dia memacu sepeda motornya. sedikit ngeri juga jadinya. maklum,, saya kurang suka dan sedikit trauma dengan yang namanya kebut2an. hehehe..(pengalaman dulu sempat jadi pembalap liar).
                tak lama kemudian kami tiba di martapura, kota yang terkenal dengan pendulangan intannya. ketika masuk ke kota Martapura, kita akan menjumpai sebuah masjid megah bernama masjid raya martapura. masjid ini tak kalah megahnya dengan masjid Islamic senter yang berada di samarinda. dan di dekat masjid ini lah terdapat sebuah pasar yang banyak menjual batu2an khas Kalimantan yang banyak di buru oleh para pecinta batu di seluruh nusantar bahkan dunia tapi tidak dengan akhirat. hehe. karena saya bukan pecinta batu2an, akhirnya setelah menikmati dan melihat dari dekat masjid raya martapura, saya kembali bergerak menuju kandangan. sepeda motorpun kembali dipacu oleh siempunya. wuuussssh……!!
                akhirnya perjalanan mendebarkan dan memicu adrenalin itu pun berakhir di sebuah rumah yang bertuliskan “ KPA MERATUS HIJAU KANDANGAN” di pintu pagarnya. rumah ini adalah kantor atau sekret dari komunitas pecinta alam (KPA) meratus hijau. salah satu anggota mereka adalah teman di jejaring sosial saya. wahid namanya.kami diperkenalkan oleh salah satu teman saya sesama backpacker di kaltim yang tahun lalu pernah berkunjung disini dan bertemu dengan wahid. beberapa waktu yang lalu saya sempat menghubungi wahid lewat telepon dan dia menawarkan kepada saya tumpangan buat saya selama di kandangan. Alhamdulillah ya,, sesuatu banget.. hehe (ga mau kalah eksis ama anak2 muda jaman sekarang).
                saya akhirnya bertemu dengan wahid. seperti teman lama saja kami berbincang2 dan bercanda. sementara inas kembali lagi ke Banjarmasin. setelah saya mengucapkan banyak terima kasih, dia langsung tancap gas kembali ke tempat asalnya. dan kali ini saya berganti partner dengan wahid. setelah menitipkan tas di kamarnya, wahid mengajak saya untuk mencicipi kuliner khas kota kandangan. apalagi kalau bukan ketupat kandangan. lagi2 makan dan makan lagi. mantap dech pokonya.
                kuliner yang satu ini juga tidak mau kalah dengan kuliner2 saingannya yg lain di kalsel. sepiring ketupat dengan lauk ikan haruan atau umunya orang Indonesia menyebutnya ikan gabus tersaji di hadapan saya. dan kali ini saya benar2 jatuh cinta dengan makanan ini. walaupun tadi siang sudah di isi dengan nasi bebek gambut, tapi kali ini satu porsi ketupat kandangan masih belum cukup memuaskan nafsu saya. tak tangung2 2 porsi saya habiskan kali ini. ckckck…! bukan laper kayanya,, tapi maruk.. hahaha.*pikirkan kah ???.
                ditempat ini saya di kenalkan dengan beberapa orang anak penghuni KPA diantaranya (zamry,radi, doni dll). malam hari pun kami habiskan dengan berbincang2 berbagi pengalaman. tentu saja pengalaman tentang dunia jalan2. atau bahasa kerennya travelling. ternyata tak sedikit dari mereka yang melakukan hal2 nekat seperti saya. bahkan salah satu dari mereka ada yang pernah menjelajahi Kalimantan dengan bermodalkan uang 100 ribu rupiah.. whaaaatttt ???? ckckckck…! ternyata ada yang jauh lebih gila dari saya. hehehe.
                keesokan harinya saya berangkat ke loksado dengan di temani oleh zamry menggunakan sepeda motor. jarak dari kota kandangan ke loksado menempuh waktu sekitar 1 jam. jalan yang dilalui juga lumayan ekstim ( terutama setelah mendekati loksado ). banyak tikungan2 tajam yang di sisinya jurang. tapi pemandangan yang ditemui juga ga kalah waw. perdesaan yang masih tradisional dan perkebunan kayu manis sering kita temui selama di perjalanan. ketika mendekati loksado saya melihat banyak bukit2 indah yang seolah2 menuntun saya menuju keindahan alam sesungguhnya yang segera akan saya temui. dan benar saja, tak lama kemudian sebuah gerbang menyambut kedatangan saya. “SELAMAT DATANG DI KAWASAN WISATA LOKSADO”.  tak jauh dari situ sudah ramai orang2 yang sedang sibuk menyiapkan rakit2 bambu yang akan di pakai untuk rafting. makin tak sabar rasanya hati ini.
( Haratai Waterfall , Indahnya negeri ku tercinta )
                karena hari masih pagi (jam 9 pagi), zamry menyarankan kepada saya untuk mengunjungi air terjun haratai terlebih dahulu sebelum mencoba bamboo rafting. saya mengiyakan saja alias nurut aja. langsung saja kami bergerak kembali menuju air terjun yang dimaksud. jarak yang di tempuh lumayan jauh dari loksado. belum lagi jalanannya yang benar2 ekstim. hanya jalan setapak yang penuh dengan bebatuan. namun di sisi jalan tampak pesona sungai amandit dengan arusnya yang kencang membuat saya lupa dengan keadaaan jalan yang benar2w waw.sampai akhirnya saya benar2 tiba di sebuah air terjun yang luar biasa indahnya. air terjun haratai. dinamakan haratai karena terletak di desa haratai,loksado. debit air yang besar membuat air terjun ini tampak benar2 dahsyat. tanpa menunggu lama lagi saya langsung menceburkan diri ke air. dan waw… dingin sekali airnya, serasa mandi dengan air yang baru diambil dari mesin pendingin (kulkas).
                air terjun ini serasa milik pribadi. karena tidak ada orang lain disini selain saya dan zamry. padahal ini adalah hari minggu. hari dimana biasanya orang2 berlibur. 1 jam,2jam hingga akhirnya 3 jam berlalu. kami beranjak dari airterjun. setelah puas mandi dan mengabadikan diri dengan kamera. kali ini kami akan mencoba ber-rafting ria dengan menggunakan bamboo. namun sebelum sampai di tempat mangkalnya rakit, zamry mengajak saya mampir terlebih dahulu ke sebuah air terjun lagi. air terjun maralis namanya. air terjun yang satu ini juga tak kalah dahsyatnya dengan air terjun haratai. hanya saja tinggi airnya yang berbeda. tapi kalo soal debit air yang jatuh, saya rasa dua2nya sama. kali ini saya tidak mandi, hanya mengambil beberapa foto saja. maklum,, badan sudah dingin gara2 kelamaan berendam di air terjun haratai.
( dingin banget gan....! )

 ( maralis waterfall, berada tah jauh dari haratai waterfall )

                puas mengambil gambar di maralis, kami segera menuju loksado, tempat dimana mangkalnya rakit2 yang akan membawa kami berpetualang menyusuri ganasnya sungai amandit. sebuah rakit sudah disiapkan oleh siempunya alias dalangnya. rakit bambu ini sangat sederhana. hanya terbuat dari susunan bambu sepanjang 10 meter yang di ikat menjadi satu dengan lebar sekita 1,5 meter bermuatan maximum 4 orang (dengan 1 orang joki). dengan bambu inilah saya dan yang lain akan menyusuri dan mencoba ganasnya arus sungai amandit sepanjang 8 KM dengan menempuh waktu sekitar 2,5 jam. tak sabar rasanya ingin memacu adrenalin. dan tak lama kemudian rakitpun bergerak. sang joki mulai sibuk dengan alatnya ( sebilah bambu panjang untuk mengendalikan rakit). welcome to the real adventure..
( Bambu Rafting , The Real Adventure )
                jeram demi jeram kami lalui, adrenalin ini mulai terpacu. sedikit gugup & takut juga. gimana gak,, sebelumnya biasa rafting dengan perahu karet di tambah dengan keamanan yang lengkap (rompi+helm) . tapi kali ini tanpa rompi dan helm. apa ga waw..!! tapi di sinilah seninya. kalo ga begitu pastinya pertualangan ini akan membosankan. pemandangan di kedua sisi sungai semakin melengkapi penyusuran ini. sesekali kami bertemu dengan serombongan orang2 dayak meratus yang sedang mencari ikan. dan tak jarang juga saya menemukan hewan2 penghuni sungai ( biawak, ikan, ular,dll). setelah mengarungi jeram selama satu jam kami tiba di sebuah tempat yang dimana dari tempat ini kita dapat melihat kemegahan pegunungan meratus yang mempesona. di tempat ini arus sungai juga tenang, jadi kita bias leluasa menikmati pemandangan pegunungan terpanjang di Kalimantan ini. tak mau menyia2kan kesempatan saya mengeluarkan kamera dan mulai mengabadikan momen2 ini.
( pemandangan di sisi sungai amandit )

                dari tempat ini untuk sampai ke tempat akhir masih membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam lagi. dan menurut penuturan sang joki kali ini jeram yang kami temui akan lebih dahsyat lagi. karena diameter sungai mulai mengecil, sehingga arusnya pun makin deras. untuk alasan keamanan, sang joki menyarankan kepada saya untuk menimpan kamera saya. karena dahsyatnya arus yang akan kami lalui. dia bercerita sebelum2nya dia pernah membawa beberapa wisatawan yang kameranya tercebur di sungai akibat ngeyel  ga percaya sama ucapannya. mendengar itu tanpa menunggu lama saya langsung mengamankan kamera satu2nya yang saya miliki.
 ( Jeram - jeram penghuni sungai amandit )

                benar saja apa yang di ucapkan oleh sang joki. jeram2 yang kami lalui benar2 dahsyat, beberapa kali saya hampir terlempar ke sungai akibat benturan rakit dengan bebatuan. benar2 rafting yang menegangkan.  begitu seterusnya sampai di titik akhir.
                sampai akhirnya kami mulai memasuki sungai yang di kedua sisinya banyak terdapat rumah2 penduduk. dan itu artinya kami hampir tiba di garis finish. tak lama kemudian pertalangan ini pun berakhir. sang joki merapatkan rakit kesayangannya ke tepian sungai. setelah membayar biaya rakit sebesar 200 ribu kami pun beranjak meninggalkan tempat itu dengan langkah yang sempoyongan gara2 pusing akibat jeram2 penunggu amandit.
                tepat pukul 4 sore saya dan zamry kembali ke kandangan. dan pertualangan saya kali inipun harus berakhir. selama sekitar 4 hari saya berpetualang mewujudkan mimpi saya sejak kecil untuk bertemu dengan si nenek yang hampir setipa hari menyapa saya dengan jempol keriputnya.sampai akhirnya saya menemukan itu semua bahkan dengan bonus sempoyongan akibat jeram ala sungai amandit yang mempesona sekaligus menakutkan. setelah sampai dikandangan dan mengambil  barang2 yang saya titipkan di tempat saya menginap, zamry mengantarkan saya ke terminal tempat dimana bus yang akan membawa saya ke samarinda mangkal.
                selamat tinggal kawan2, senang rasanya bisa mengenal kalian. yang tadinya hanya sekedar teman di dunia maya. hingga akhirnya menjadi saudara di dunia nyata. beribu2 terima kasih saya ucapkan untuk kawan2 semua. hanya itu yang bisa saya berikan sebagai balasan atas kebaikan kalian. semoga tuhan membalasnya. dan semoga kita di pertemukan kembali dilain tempat dan dilain kesempatan . amin.
               
                                                                                                                                                                Deni muliawan






Daftar budget pengeluaran selama trip
Ongkos bus Samarinda – Banjarmasin  : Rp. 100.000 ( nyetop dilampu merah, kalo harga asli tiket di terminal 130.000 )
penginapan , transportasi + makan selama di Banjarmasin  : free..*dibantu teman
Banjarmasin – Kandangan  : Free *diantar  teman
Penginapan , Transportasi + makan di kandangan : free..*ditraktir teman2 KPA
Bambu Rafting  : Rp. 200.000
Kandangan – Samarinda   :  Rp. 100.000 (Harga tiket terminal)
Souvenir khas Banjarmasin  : 130.000 (  1 baju kaos + beberapa macam gantungan kunci )

               
               
               





Rabu, 05 Oktober 2011

" WAKATOBI ". Tak Sekedar Terumbu Karang ( Part 1 )

Sebuah peta usang bertuliskan INDONESIA terpampang lusuh di dinding kost saya. Tampak sebuah kepulauan yang telah saya lingkari dengan spidol merah “ wakatobi “ namanya. Sejak lama saya sudah sangat ingin menginjakkan kaki di tempat ini. Namun waktu dan materilah yang menjadi penghambatnya. Namun dari hasil menabung beberapa bulan, akhirnya kali ini saya mencoba nekad berangkat dengan dana yang kurang dari cukup.saya berpikir jika saya menunggu sampai dana cukup mungkin butuh beberapa bulan lagi. Dengan tekad yang bulat saya melangkah menyusuri ketidakpastian ini. Menatap kedepan “ wakatobi ,, wait for me..!.
Saya berangkat dari tempat tinggal saya di samarinda ( KalTim ) tanggal 12 september 2011. Tujuan pertama saya adalah Makassar. Sebuah tiket promo sudah di tangan. Dengan menumpang pesawat lion air saya tiba di bumi para karaeng, Makassar. Di Makassar saya sudah di tunggu oleh anak-anak Makassar backpacker. MB sendiri adalah sebuah komunitas para insan yang hobi jalan – jalan keliling dunia dengan modal yang kecil. Tepat sekali jika saya bergabung bersama mereka. Karena kita senasib & sependirian.

Salah seorang diantara mereka bernama fatih Ibrahim, mahasiswi asal gorontalo ini adalah teman saya di jejaring sosial. Sebelum berangkat saya sempat beberapa kali berkomunikasi dengan dia. Kali ini dia menjemput saya di bandara sultan hasanuddin Makassar. Dari bandara saya diajak mencicipi kuliner khas Makassar, cotto Makassar. Kuliner satu ini sangat mengobati rasa lapar saya yang sudah saya tahan sejak dari samarinda tadi. Rasa rempah2nya yang dominan membuat mulut saya berdecap-decup. Enak sekali.

Merasa sudah cukup kenyang, kami beranjak menuju markas / secret Makassar backpacker. Sebuah rumah yang terletak di jalan tupai no 82 makassar (kalau tidak salah). Dari kejauhan tampak ramai sekali di sana. Menurut fatih, tempat ini selalu ramai jika malam hari. Saya pun di sambut langsung oleh ketua komunitas ini. Pak syamsul namanya. Beliau dengan ramahnya menyapa saya yang baru tiba. Begitu pun anggota yang lain. Semua tampak ramah. Awal yang baik, belum apa2 saya sudah merasa betah di tempat ini. Rencananya saya juga akan menumpang tidur di sini malam ini dan untungnya pemiliknya (om riho amal) membolehkan. Alhamdulillah ya….!
Dari Makassar saya melanjutkan kembali perjalanan saya menuju bau-bau. Tapi kali ini saya di temani oleh fatih & rezha. Mereka berdua adalah anggota komunitas MB. Dan mereka juga ingin melakukan trip ke wakatobi. Lumayan,, setidaknya saya tidak sendiri kali ini. Tepat jam 12 malam kami berangkat ke pelabuhan Makassar. Dari Makassar ke bau-bau, kami menggunakan jasa kapal PELNI. Maklum,,namanya juga ngirit. Namun sudah jam 3 pagi kapal belum juga beranjak dari dermaga. Padahal menurut jadwal jam 1 sudah berangkat. Ternyata budaya ngaret masih saja menghantui negeri ini.
Setelah lama menunggu, jam 7 pagi akhirnya Kapal berangkat ke bau-bau. Delay nya melebihi pesawat terbang. 7 jam delay,, gila ga tuh..!. perjalanan kali ini akan menempuh waktu sekitar 14 jam untuk sampai ke pelabuhan bau-bau. Waktu yang cukup lama. Dari pada bengong, saya mencoba mengambil gambar di beberapa sudut kapal. Saking keasyikan saya tidak menyadari jika saya dari tadi jadi perhatian orang2. Sampai2 seorang lelaki menanyai saya. “ wartawan dari Koran mana mas ?”.. saya terkejut dan hanya bisa menjawab “ bukan dari Koran mana2 pak,, saya cuman turis tersesat yang lagi ngilangin bosen ga ada kerjaan di kapal”.

Jam 21 malam kami tiba di pelabuhan bau-bau. Di pelabuhan ini saya sempat di geledah oleh polisi. Saya ga tahu ada apa. Mungkin karena jenggot saya kali ya.. mungkin mereka menganggap saya antek2nya teroris. Ada2 saja….! Karena tidak ada barang yang mencurigakan, saya di persilahkan melanjutkan perjalanan. Tak jauh dari tempat saya di geledah, 2 orang teman yang memang asli dari bau-bau telah menanti kami. Mereka adalah aldi & minus. 2 orang mahasiswa yang sempat kami kontak sebelum berangkat. Mereka juga orang2 yang sangat sayang dan peduli akan alam. Ya,,mereka adalah anak2 MAPALA dari universitas dayano ikhsanuddin buton. Dan mereka pula yang mengantar kami ke pelabuhan selanjutnya.
Dari bau-bau untuk sampai ke wakatobi saya dan teman2 harus melanjutkan kembali perjalanan dengan menggunakan kapal motor kayu. Di sini kami sempat hampir ketinggalan kapal. Ternyata jadwal keberangkatan kapal ke tomia ( salah satu pulau di kepulauan wakatobi ) jam 11 malam. Padahal sebelum berangkat saya sempat mencari info di google bahwa kapal menuju tomia dari bau-bau adalah pagi hari. Dan alhamdulillahnya kami masih sempat loncat ke kapal sebelum kapal itu berangkat.hampir saja..
Ini adalah pengalaman pertama saya naik kapal kayu kecil yang hanya berkapasitas 30 orang . dan berlayar di tengah laut yang ombaknya besar. Karena tidak terbiasa saya sempat merasa mual-mual ga jelas. Atau biasa orang bilang “mabok laut “. Saya hanya berharap dan berdo’a semoga kami sampai dengan selamat di tempat tujuan. Namun, di tengah perjalanan mesin kapal tiba2 mati. Sontak saja kapal bergoyang2 seperti akan terbalik. Ternyata salah satu alat di mesin kapal ada yang rusak. Astagaa.. saya hanya bergumam dalam hati, ini ga baik.. sudah kewalahan menahan perut yang mual2 sekarang di tambah lagi dengan menahan rasa takut, takut kalau kapal akan tenggelam di tengah laut lepas. Namun nahkoda mencoba meyakinkan kami bahwa semua akan baik2 saja. Ini hanya kesalahan sedikit pada mesin kapal. Sebentar lagi juga akan baik kembali. Ujar pak nahkoda kepada kami. Dan benar saja, setelah menunggu hampir satu jam kapal pun bergerak kembali.. huufhh… sedikit lega walaupun perut masih belum bisa di ajak kompromi.

WaKaToBI adalah sebuah singkatan dari kata Wangi-wangi, KAledupa, TOmia & BInongko. Itu adalah nama2 pulau yang ada di kepulauan wakatobi. Pulau yang paling pertama atau yang paling dekat dengan bau-bau adalah pulau wangi-wangi, setelah itu pulau kaledupa, tomia dan yang paling jauh adalah binongko. Rencana kami kali ini yaitu start dari pulau tomia lalu menyusur turun sampai ke pulau wangi-wangi terakhir.sebenarnya ingin sekali memulainya dari pulau binongko, tapi karena waktu yang tidak memungkinkan akhirnya saya dan teman2 melewatkan pulau terujung di kepulauan wakatobi tersebut.
Diperjalan salah satu teman saya, fatih sempat berbincang2 dengan salah seorang penumpang kapal. Bapak andi asraf namanya. Dan berkat perbincangan itu kami di tawari untuk menginap di -rumahnya. Tanpa berbasa-basi lagi kami pun menerima ajakan itu. Siapa yang ga mau di tawarin penginapan gratis…hehehe.. Alhamdulillah satu PR sudah selesai. Dan  sekitar jam 11 siang kapal yang kami tumpangi merapat ke pulau tomia. Tapi karena air laut surut, kapal tidak bisa merapat ke dermaga. Kami harus naik perahu kecil untuk sampai di daratan. Ah.. lagi2 perahu kecil.

Berkali-kali saya mengucapkan Alhamdulillah ketika kaki saya sudah menginjak daratan. Masih terngiang di kepala bagaimana dahsyatnya ombak tadi malam. Bahkan efeknya pun masih saya rasakan sampai di darat. Saya berjalan seperti orang mabuk. Alias sempoyongan. Ya.. saya memang mabuk, tepatnya mabuk laut. Hufhh…!. Rumah keluarga baru kami ( keluarga bpk asraf ) tidak terlalu jauh dari dermaga. Hanya berjarak sekitar 100 meter. Tapi karena barang bawaan cukup banyak dan badan ini sudah terasa sangat lelah, akhirnya kami naik ojek sampai ke TKP. Sempat kaget waktu bayar ongkos ojek. Jarak 100 meter harus di bayar dengan uang 5 ribu rupiah.. alamaaakk… kalau tahu begitu mendingan jalan kaki..
Keluarga bapak asraf menyambut kami dengan keramahannya. Baru beberapa menit kami tiba, si ibu sudah mengeluarkan beraneka macam makanan untuk kami. Dan seolah mengerti jika kami sangat kelelahan si ibu membuatkan wedang jahe. Ah.. mantap sekali.. belum cukup sampai di situ, wedang jahe belum saja habis, pak asraf sudah memanggil kami kembali ke belakang rumahnya. Hidangan cakalang bakar sudah menanti kami di sana. Makan lagi…..! kali ini saya mendapat pengalaman pertaman mencicipi yang namanya “ kasuami “. Kasuami adalah makan pokok pengganti nasi bagi masyarakat buton. Terbuat dari singkong yang di rebus dan dicampur dengan parutan kelapa. Rasanya hambar seperti nasi. Sangat cocok jika di padukan dengan cakalang & sambal jeruknya. Maknyos tenan pokoke…!
Sebelum istirahat, saya & teman2 sempat berkenalan dengan keponakan pak asraf. Ningsih namanya. Dia adalah salah satu siswi di SMA negeri 1  tomia. Dan dia lah yang akan mengantar kami berkeliling di tomia. Ningsih juga anak yang pintar, beberapa kali saya sempat berkomunikasi dengan bahas inggris dengannya. Agak heran sebelumnya. Karena di pelosok seperti ini ada orang yang mampu berbahasa inggris dengan fasih. Hehehe…! (ma’af ya ningsih ).
Setelah cukup istirahat, kami memulai perualangan kami di tomia. Setelah berunding sebentar dengan ningsih, akhirnya sore ini kami putuskan untuk melihat penenun tradisional desa ini. Sambil berjalan-jalan menyusuri perkampungan yang masih sangat  asri. Ada sedikit peristiwa yang agak lucu menurut saya ketika kami sedang berjalan2 keliling kampung. Segerombolan anak2 kecil tiba2 menghampiri kita dan dengan beraninya mereka Tanya “ om dari tim jejak petualang ya…???”…. dalam hati hanya bisa berkata “jejak petualang ????? huffhh… jejak gembel kali…”.

Sebenarnya saya sangat ingin sekali berenang dan snorkeling, tak sabar rasanya untuk melihat keindahan bawah laut pulau ini. Sekaligus ingin membuktikan kebenaran dari apa yang selama ini saya lihat di televisi dan majalah2 tentang keindahan terumbu karang wakatobi. Saking tidak sabarnya, sore ini pun saya beberapa kali meminta ningsih untuk mengantar kami ke tempat orang biasa bersnorkling. Tetapi menurut ningsih sore hari bukanlah waktu yang tepat untuk snorkeling. Karena sore adalah saat2  air laut naik atau pasang. Dan agak sedikit berbahaya karena arusnya cukup kuat.tapi saya dan rezha tetap bersikeras untuk berenang & snorkeling. Kami pun berangkat menuju tempat yang di beritahu oleh ningsih, marimabuk namanya. Dan ternyata benar, air laut sudah tinggi, untuk sampai ke spot snorkeling kami harus berenang sejauh kurang lebih 50 meter dari bibir pantai. Di tambah lagi dengan arusnya yang kuat. Tak mau ambil resiko akhirnya kami hanya berenang2 di tepian saja sambil mencoba alat snorkeling yang kami bawa.  Namun kami tidak sia2 pergi ke tempat ini. Karena dari sini kita bisa melihat sunset dengan sempurna. Sedikit rasa kecewa akhirnya terobati dengan keindahan kebesaran tuhan yang ada di hadapan kami. Matahari tampak perlahan menyembunyikan kemegahannya. Cahaya kuning kemerah2an tampak mulai menyelimuti langit. Sampai akhirnya sang surya benar2 hilang di telan lautan luas.dan itu tandanya kami harus kembali ke rumah.

Keesokan harinya kami kembali bersnorkling. Namun kali ini bukan di marimabuk. Tapi di belakang rumah pak asraf. Tempat ini memang bukan spot utama yang sering di datangi oleh wisatawan2. Namun menurut pak asraf tempat ini juga terdapat terumbu2 karang dan ikan yang cantik. Tak ingin menunggu lama, saya dan rezha langsung turun ke laut. Dan benar saja. Terumbu karang di tempat ini lumayan indah. Berbagai jenis biota laut dapat kami temukan di sini. Namun tidak terlalu banyak, hanya ada beberapa jenis saja. Yaa,, anggap saja ini sebagai pemanasan sebelum ke tempat yang sesungguhnya.
Puas bersnorkling ria, kami kembali ke rumah. Keluarga pak asraf sudah menyiapka hidangan makan siang untuk kami. Menu kali ini adalah “kima”. Sejenis kerang tapi besar. Tidak seperti kerang biasanya. Sebenarnya hewan laut satu ini sudah di jadikan hewan yang dilindungi oleh pemerintah. Karena hewan ini sudah sangat sulit di temukan.tapi karena sudah menjadi hidangan yaa,, mau gimana lagi. Langsung di santap saja. Dan ini kali pertama saya mencoba masakan ini.
Sore harinya kami memutuskan untuk menyewa sepeda motor dari penduduk setempat. Tarifnya 30 ribu perhari. Setelah mengambil motor, kami berangkat menuju puncak kahiangan. Puncak kahiangan adalah puncak tertinggi di pulau tomia. Dari tempat ini kita dapat melihat sekeliling pulau. Bahkan pulau binongko pun dapat kita lihat dari tempat ini. Dan tempat ini juga sering di datangi oleh wisatawan bahkan oleh warga setempat. Tak henti2 nya saya berdecak kagum ketika sampai di puncak kahiangan. Hamparan padang savana membentang sejauh mata memandang. Angin yang berhembus kencang membuat tempat ini sangat asyik untuk menghabiskan waktu sambil menunggu sunset. Semua orang sibuk dengan kameranya masing2 untuk mengabadikan momen ini. Sementara saya masih termenung merasa tak percaya jika saya berada di wakatobi. Tempat yang sejak dulu saya damba2kan. Saya hanya mampu bersyukur dan berterima kasih kepada tuhan yang maha esa karena telah memberikan saya kesempatan untuk menginjakkan kaki saya di kepulauan negeri buton ini.

malam hari kami bergabung dengan tim 2 dari Makassar backpacker yang baru tiba di tomia. Jumlah mereka 2 orang. Noa & anwar. Akhirnya jumlah kami berubah menjadi 5 orang. Sebenarnya kami merasa agak tidak enak dengan keluarga pak asraf. Karena jumlah kami terlalu banyak.tetapi pak asraf justru malah senang karena rumahnya ramai.dan tanpa keberatan sedikitpun beliau membolehkan kami untuk menumpang kembali di rumahnya. Dalam hati saya hanya bisa berdo’a semoga ALLAH membalas kebaikan keluarga ini. Amiiin..!
keesokan harinya kami memutuskan untuk menyewa kapal kecil atau orang wakatobi biasa menyebutnya bodi/ojek laut untuk mengantarkan kami ke marimabuk. Setelah berbincang2 sebentar dengan salah seorang anggota JAGAWANA ( kelompok orang yang melindungi biota2 laut yang ada di wakatobi ) namanya bpk udin.beliau memperkenalkan kami dengan salah seorang warga yang bisa mengantar kami ke sana. Harga awal yang di tawarkan kepada kami adalah 500 ribu. Waaww.. harga yang fantastis. Setelah melakukan penawaran yang cukup  alot, akhirnya kami diberi harga 300 ribu. Di bagi 5 orang jadi 60 ribu perorang. lumayan,,. Mesin kapalpun di nyalakan. Berangkaatt…..!

begitu sampai di marimabuk saya hanya bisa tertawa. Ternyata tempat ini tidak terlalu jauh dari rumah pak asraf. Cukup berjalan kaki sekitar 200 meter saja. Astagaa… tahu dekat begini amit2 dah ngeluarin budget yang segitu besar. Hufhh…! Tanpa menunggu aba2 saya dan teman langsung menceburkan diri. Dan ternyata apa yang selama ini saya lihat di TV2 & majalah2 adalah benar. Keindahan karang2 dan biota2 laut sangat memanjakan mata saya.” Dahsyat meen..!” kata itu berkali2 saya ucapkan ketika berada di bawah. Sesekali saya berenang di kawanan ikan2 yang saya sendiri tidak tahu namanya. Semuanya masih virgin. Belum ada kerusakan secuilpun. Merasa puas di tempat ini, kami naik kembali ke perahu. Sang nahkoda membawa kami ke spot selanjutnya. Tempatnya juga tidak jauh dari marimabuk. Hanya berjarak sekitar 20 – 30 meter dari marimabuk. Namanya honduwe. Dan lagi2 tempat ini juga membuat saya tak henti2nya berdecak kagum. Tempat yang satu ini jauh lebih bagus dari pada marimabuk. Di sini biota lautnya lebih beragam dan terumbu karangnya rapat2. Sepanjang kurang lebih 50 meter kita dapat menyaksikan keindahan syurga bawah lautnya negeri ini. Mata ini di buat berbinar2. Bahkan ikan badut atau bahasa kerennya clown fish sangat mudah di temukan di tempat ini. Beberapa kali saya menemukan kawanan ikan ini. Sungguh momen yang sulit untuk saya temui. sayang momen ini tidak dapat saya abadikan. karena saya dan teman2 tidak membawa kamera underwater. teapi Saya tetap merasa beruntung menjadi salah seorang dari sekian banyak orang yang sudah menyaksikan syurga ini.

3 jam bersnorkling sebenarnya belum terasa puas. Namun karena matahari yang sangat panas dan membakar kulit, saya dan teman2 memutuskan untuk menyudahi pertualangan bawah laut kami kali ini.jangkarpun di angkat.kapal kembali ke dermaga.
Karena teman2 dari tim 2 belum sempat ke puncak kahiangan, sore ini terpaksa kami kembali lagi ke tempat itu. Namun sebelum ke sana kami menyempatkan diri untuk mampir sejenak ke tanjung paepe & pantai hu’untete. Kedua tempat ini termasuk tempat wisata andalan pulau ini. Yang pertama adalah  tanjung paepe. Tempat yang satu ini tak kalah eksotis dari tanjung yang ada di belahan bumi lainnya. Sebuah padang savanna membentang luas di pinggir tanjungnya. Di depan tanjung juga terhampar sebuah pulau yang bernama pulau tolandona atau biasa juga di sebut pulau onemoba’a. Di pulau inilah terdapat sebuah resort yang saya rasa sedikit agak kontroversial. Karena orang2 lokal dilarang memasuki tempat ini. Hanya mereka yang berstatus karyawannya saja yang bisa masuk. Dan kamipun termasuk orang2 yang tidak dapat memasuki tempat ini.jangankan masuk, mengambil gambar saja tidak boleh. Resort ini adalah resort yang di kelola oleh orang luar ( bule ). Ownernya berasal dari swiss. Hanya turis2 mancanegara saja yang dapat masuk ke tempat ini. Sungguh ironis. Sudah 66 tahun negeri ini merdeka tapi kita masih belum bebas untuk berkeliaran di tanah sendiri. Siapa yang harus di salahkan ??.. saya rasa anda semua tahu siapa yang harus bertanggung jawab dari hal ini.

Dari tanjung paepe pertualangan kami lanjutkan ke pantai hu’untete. Jalan menuju ke tempat ini sangat jauh dan sedikit ekstrim. Saya & reza malah sempat jatuh dari sepeda motor ketika menuju tempat ini. Untungnya saya tidak apa-apa. Pantai ini berada di ujung utara pulau tomia. Jalanan berbatu lebih dominan ketika menuju tempat ini. Dan begitu sampai, yang kami lihat hanya pantai berpasir putih yang penuh dengan sampah. Hufhh.. sedikit agak kecewa. Tapi kami tetap menyempatkan untuk bernarsis ria di tempat ini. Lumayan,, untuk menambah koleksi foto. Hehehee..

Tak ingin ketinggalan sunset di puncak kahiangan, akhirnya kami beranjak dari pantai hu’untete. Kali ini rute yang kami lalui tidak sama dengan rute yang kami lalui kemarin. Hanya menempuh perjalanan sekitar 20 menit, kami tiba di puncak kahiangan. Karena sudah mendapatkan beberapa gambar di sini kemarin, saya agak mengurangi aksi narsis saya kali ini. Saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan menikmati tempat ini untuk kedua kalinya. Sesekali saya berjalan menyusuri padang savana yang membentang luas. Saya agak merasa heran dengan tempat ini. Di tempat ketinggian seperti ini saya menemukan banyak sekali batu karang yang menyerumbul keluar dari dalam tanah. Malah di tempat ini terlihat bukan seperti tanah berkarang, tapi karang bertanah. Mungkin dulunya tempat ini adalah sebuah bongkahan karang. Seiring berjalannya waktu pasir2 laut datang dan membentuk sebuah pulau. (hanya perkiraan saja ). Kalo kenyataannya sih wallahualam.

Keesokan harinya kami harus segera hengkang dari tomia. Sedih rasanya meninggalkan kenangan2 indah di tempat ini. Apalagi dengan penduduknya yang ramah. Terutama keluarga pak  asraf. Kebaikan beliau sekaluarga tidak akan pernah saya lupakan. Di balik kesederhanaan mereka terdapat kekayaan hati yang menaungi diri mereka. Ucapan terima kasih seakan tidak pernah dan tidak akan pernah cukup untuk membalas budi mereka. Tapi mereka ikhlas membantu kami. Semoga Allah membalas budi baik keluarga ini.amiin. dengan berat hati saya berjalan meninggalkan rumah yang telah mengajarkan saya banyak hal tentang kehidupan ini. Selamat tinggal semua.. semoga kita dipertemukan kembali di lain kesempatan.amin.