Laman

Rabu, 07 Desember 2011

Kalimantan Selatan : Mimpi Seorang Bocah Kampung


 seorang nenek di tengah ribuan perahu kecil mengacungkan jempolnya kearah saya.  dan itu terjadi hampir di setiap pagi di layar kaca sebelum saya berangkat sekolah. semakin hari rasa penasaran itu kian memenuhi pikiran saya.  dimanakah tempat itu ??. dari berbagai macam buku2 yang membahas tentang kebudayaan yang pernah saya baca ternyata tempat itu berada di selatan pulau Kalimantan. tepatnya berada di Banjarmasin. niat ingin mengunjungi sang nenek pun timbul berulang kali. namun tentu saja itu hanyalah mimpi buat saya yang hanya seorang bocah kecil dari keluarga yang tidak mampu dan hidup di perdesaan ini.
hari berganti hari, bulan berganti bulan hingga tahun berganti tahun. mimpi itu sedikit demi sedikit mulai tampak akan menjadi kenyataan.  dari hasil tes beasiswa di tempat saya sekolah (salah satu madrasah di pedesaan prov lampung), akhirnya saya di terima di sebuah universitas negeri di Kalimantan timur. ya,, walaupun bukan di tempat asal si nenek, tapi seenggaknya masih tetanggaan lah. tentunya ini adalah awal langkah saya untuk menjelajahi  belahan timur negeri ini yang selama ini hanya menjadi mimpi dan angan2 saya belaka.
I . BANJARMASIN
Singkat cerita di awal tahun 2010, tepatnya di bulan februari saya akhirnya menginjakkan kaki di tanah lambung mangkurat itu. berbekal rasa nekad yang lebih tinggi dari pada dana, saya memulai perjalanan kali ini dari samarinda hingga tiba di terminal pal 6 banjarmasin. di sana saya bertemu dengan nasrullah, teman sesama backpacker  yang beberapa bulan lalu pernah numpang di kamar saya ketika dia menjelajahi kaltim.
dari terminal, nasrullah mengajak saya untuk mencicipi kuliner khas daerah banjar. apalagi kalau bukan soto banjar. kebetulan hari juga sudah siang, memang sudah saatnya untuk mengisi perut yang sedang kosong. kami menyantap soto banjar di sebuah warung yang berada di bawah jembatan baru. warung makan yang berada tepat di pinggir sungai membuat suasana makan siang kali ini terasa sangat berkesan. karena Banjarmasin memang terkenal dengan julukannya “ negeri seribu sungai”.  jadi segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata tak afdol rasanya jika tidak di lakukan di dekat sungai. hehe (hanya sekedar opini pribadi).
 ( Soto Banjar, kalo ke banjarmasin Harus coba kuliner yang satu ini, ajib gan..! )

merasa sudah kenyang, nasrullah mengajak saya ke rumahnya untuk sekedar beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan nanti. ternyata jarak dari  warung makan ke rumah inas (nama panggilan nasrullah) tidak terlalu jauh. hingga akhirnya saya tiba di sebuah rumah yang menurut saya cukup mewah . dan rumah inilah yang akan saya pakai sebagai tempat berlindung dari teriknya matahari dan dinginnya hujan. hehe (lebay.com).
setelah beristirahat sekitar 3 jam, inas mengajak saya untuk mengunjungi sebuah jembatan yang sudah terkenal di se-antero nusantara ini. jembatan barito namanya. berada sekitar  25 KM dari kota Banjarmasin dan membentang sepanjang  sekitar  1000 meter di atas sungai barito. di jembatan ini juga tampak beberapa wisatawan (lokal & asing) yang sedang menikmati sore hari sambil menunggu sunset. menurut kabar angin, sunset dari jembatan barito cukup bagus. ternyata kabar itu benar adanya.tak lama kemudian  pemandangan diujung barat sana membuat mata ini seakan2 terhipnotis oleh keindahan alam ciptaan yang maha kuasa. dan itu lebih dari cukup untuk mengakhiri perjalanan kali ini di jembatan barito atau warga setempat menyebutnya jembatan pulau bakut.
( Jembatan Barito, salah satu bukti banjarmasin sebagai kota seribu sungai )

malam harinya saya diajak ketemuan dengan beberapa teman sesama backpacker yang sebelumnya berteman di grup backpacker di jejaring sosial. mereka adalah para petualang yang berdomisili di Banjarmasin. salah satunya bernama nasrudin anshori. pemuda yang juga pernah bertemu dengan saya di  Kalimantan timur tahun lalu. ketika itu saya juga menemani dia saat berkunjung ke pulau beras basah yang berada di bontang. Kalimantan timur. senang rasanya kali ini dapat bertemu kembali dengannya. karena beliau adalah salah satu orang yang menjadi inspirasi saya di dunia travelling khususnya backpacking. pengalaman beliau sudah tidak dirahukan lagi. banyak daerah2 di Indonesia ini yang sudah pernah dia taklukkan. aseekk bahasanya,,, hahaha.
kami bertemu dan menghabiskan malam di sebuah kedai yang berada tak jauh dari kantor tempat nasrudin bekerja ( lupa nama jalannya ). saya diperkenalkan sengan beberapa anggota Banjarmasin traveler diantaranya  adit & indra. senang sekali rasanya dapat berbagi pengalaman dengan mereka. ditambah lagi dengan nasi kuning dan segelas es teh manis semakin menghangatkan suasana malam ini. ( ga nyambung,, sejak kapan es bikin hangat,, wkwkwk).
keesokan harinya saya diantar oleh inas dan 2 orang temannya untuk mengunjungi tempat yang sejak kecil saya selalu saya impikan. ya,, ketempat si nenek yang dulu hampir setiap pagi mengacungkan jempol keriputnya di layar televisi. ya,, pasar terapung namanya. rasanya makin tak sabar untuk bertemu dengan si nenek. sampai2  dinginnya fajar tak berasa.hehe (lebay.com 2). pasar terapung terdapat di 2 lokasi yang berbeda di banjarmasin . satu berada di kuin dan yg lainnya berada di lok baintan. namun menurut saran nasrudin dkk  (Banjarmasin traveler) , pasar terapung yang berada di lok baintan lebih bagus karena mereka masih mempertahankan ke-tradisionalannya. akhirnya si nenek yg berada di lok baintanlah yang menjadi opsi saya kali ini.
( Floating Market Lok Baintan, Mimpi itu menjadi nyata )

jalan pagi ini masih sangat sepi. tentu saja,, karena orang2 pasti masih sibuk dengan bantal & kasur mereka. dari rumah inas ke lok baintan membutuhkan waktu sekitar 1 jam. sekitar jam 6 lewat kami tiba di lokasi. suasana damai sudah saya rasakan begitu masuk ke gerbang desa lok baintan. orang2nya ramah dan bersahabat. dengan kesederhanaan mereka membuat setipa orang yang berkunjung kesini pasti akan merasa nyaman. gadis muda berjilbab rapih lengkap dengan baju gamis yang berlogo madrasah setempat  tampak mulai memenuhi jalan setapak. suasana religious juga sangat terasa di tempat ini. hampir seluruh wanita disini menggunakan jilbab. anak2 laki-laki juga tidak mau kalah dengan peci yang terpasang di kepala mereka. sungguh damai & tentram.
                                           ( ga afdol rasanya kalo ga narsis )

di tepi sungai tampak mulai di penuhi oleh nenek2 yang mendayung perahu kecil lengkap dengan barang dagangan ( buah2an & sayur2an ). satu persatu mereka datang dari hulu & hilir sungai. hingga akhirnya semua berkumpul di satu tempat dan berjumlah puluhan bahkan ratusan. peristiwa yang sangat mengesankan buat saya pribadi. saking senangnya saya masih tak percaya jika saya sudah melihat secara langsung di depan mata saya nenek2 yang dulu selalu mengacungkan jempol keriputnya. tapi kali ini berbeda, bukan hanya jempol yang mereka acungkan kepada saya, tapi lengkap dengan 5 jari yang memanggil saya untuk mendekat dan menawarkan dagangan mereka. owwh,,, Tuhan..! saya tidak bermimpi, ini nyata..!
( kayuh baimbai  )

tak mau melewatkan edegan langka ini, saya membeli beberapa kue tradisional banjar seperti  untuk-untuk. lumayan,, untuk mengisi perut di pagi ini. harga yang di tawarkanpun relatif murah. harga per-kue di banderol  Rp.1000. juga tidak afdol rasanya jika tidak mengabadikan kejadian langka di dalam hidup saya ini. beberapa kali saya berpindah tempat mencari  posisi (angel) yang pas untuk mengambil gambar. di tempat ini saya tidak sendiri, lagi2 banyak sekali wisatawan2 lokal dan mancanegara yang memenuhi tempat ini. bahkan ada salah satu stasiun televisi yang sedang  meliput tempat ini.
semakin siang para nenek si pendayung perahu ( jukung : bahasa banjar ) mulai meninggalkan tempat ini. tentunya mereka pulang dengan keadaan perahu yang sudah kosong atau berganti muatan. yang tadinya membawa buah2an, pulangnya mereka membawa sayuran. owh,, ya.. di tempat ini saya juga menyaksikan  metode jual-beli yang mungkin sudah punah di tempat lain. yaitu metode barter atau bertukar barang. tak sedikit saya melihat para pedagang di sini yang saling bertukar barang dagangan mereka. benar-benar masih sangat tradisional tempat ini. sekitar jam 9 pagi, tempat ini benar2 sudah sepi atau kosong . si nenek sudah pulang dengan meninggalkan kenangan2 yang tentunya tidak akan pernah saya lupakan. kami pun beranjak meninggalkan tempat ini. selamat tinggal nenek,,, semoga suatu saat nanti kita bisa bertemu dan bertatap muka lagi. saya akan merindukan kalian, jukung kalian, acungan jari kalian dan tentunya kesederhanaan kalian semua..
dengan berakhirnya pasar terapung, maka berakhir pula kunjungan saya kali ini di bumi lambung mangkurat ini. setelah mengemasi  barang bawaan, saya beranjak dari kota Banjarmasin menuju kabupaten kandangan. kali ini lagi2 saya di antar oleh inas. sebenarnya tidak enak hati, tapi dia memaksa untuk tetap mengantarkan saya ke kandangan. akhirnya dengan senang hati saya terima tawaran itu. namun sebelum berangkat tak afdol rasanya jika tidak membeli oleh2 khas Banjarmasin. saya dibawa ke sebuah toko souvenir di jalan ahmad yani atau KM 5,5. sebuah toko kecil dengan papan nama Hy-munk yang menyediakan aneka macam pernak-pernik khas banjar seperti kaos, gantungan kunci, gelas dan lain sebagainya. saya membeli sebuah kaos dan beberapa gantungan kunci untuk oleh2 buat teman2 di samarinda. untuk kaos harga cukup mahal namun sesuai dengan kualitasnya. satu kaos di hargai 100 ribu rupiah. kalau mau yang agak murah juga ada tapi tentunya kualitas jauh berbeda. sedangkan gantungan kunci dihargai 5 ribu rupiah per-bijinya.
II.  KANDANGAN ( LOKSADO ).
                sekitar pukul 12 siang, saya dan inas bergerak meninggalkan Banjarmasin menuju kabupaten Hulu sungai selatan ( kandangan ). namun, ketika sampai di daerah Gambut tiba2 inas mengajak saya untuk mencicipi salah satu kuliner andalan Kalimantan selatan yaitu bebek gambut. di makan dengan nasi yang di bungkus dengan daun pisang. kuliner satu ini juga tak kalah mantapnya dengan soto banjar. bebek yang di rebus dan kemudian di goreng dengan bumbu lengkap membuat lidah ini tak mau berhenti bergoyang.  pokok e maknyos..
                merasa  sudah kenyang, kami kembali melanjutkan perjalanan. jalan menuju ke kandangan melewati jalanan yang lurus seperti tidak ada tikungannya. tentu saja akan membuat para pengemudi kendaraan akan memacu kendaraannya. begitupun dengan inas, seakan pembalap yang sedang mengincar podium nomor 1 dia memacu sepeda motornya. sedikit ngeri juga jadinya. maklum,, saya kurang suka dan sedikit trauma dengan yang namanya kebut2an. hehehe..(pengalaman dulu sempat jadi pembalap liar).
                tak lama kemudian kami tiba di martapura, kota yang terkenal dengan pendulangan intannya. ketika masuk ke kota Martapura, kita akan menjumpai sebuah masjid megah bernama masjid raya martapura. masjid ini tak kalah megahnya dengan masjid Islamic senter yang berada di samarinda. dan di dekat masjid ini lah terdapat sebuah pasar yang banyak menjual batu2an khas Kalimantan yang banyak di buru oleh para pecinta batu di seluruh nusantar bahkan dunia tapi tidak dengan akhirat. hehe. karena saya bukan pecinta batu2an, akhirnya setelah menikmati dan melihat dari dekat masjid raya martapura, saya kembali bergerak menuju kandangan. sepeda motorpun kembali dipacu oleh siempunya. wuuussssh……!!
                akhirnya perjalanan mendebarkan dan memicu adrenalin itu pun berakhir di sebuah rumah yang bertuliskan “ KPA MERATUS HIJAU KANDANGAN” di pintu pagarnya. rumah ini adalah kantor atau sekret dari komunitas pecinta alam (KPA) meratus hijau. salah satu anggota mereka adalah teman di jejaring sosial saya. wahid namanya.kami diperkenalkan oleh salah satu teman saya sesama backpacker di kaltim yang tahun lalu pernah berkunjung disini dan bertemu dengan wahid. beberapa waktu yang lalu saya sempat menghubungi wahid lewat telepon dan dia menawarkan kepada saya tumpangan buat saya selama di kandangan. Alhamdulillah ya,, sesuatu banget.. hehe (ga mau kalah eksis ama anak2 muda jaman sekarang).
                saya akhirnya bertemu dengan wahid. seperti teman lama saja kami berbincang2 dan bercanda. sementara inas kembali lagi ke Banjarmasin. setelah saya mengucapkan banyak terima kasih, dia langsung tancap gas kembali ke tempat asalnya. dan kali ini saya berganti partner dengan wahid. setelah menitipkan tas di kamarnya, wahid mengajak saya untuk mencicipi kuliner khas kota kandangan. apalagi kalau bukan ketupat kandangan. lagi2 makan dan makan lagi. mantap dech pokonya.
                kuliner yang satu ini juga tidak mau kalah dengan kuliner2 saingannya yg lain di kalsel. sepiring ketupat dengan lauk ikan haruan atau umunya orang Indonesia menyebutnya ikan gabus tersaji di hadapan saya. dan kali ini saya benar2 jatuh cinta dengan makanan ini. walaupun tadi siang sudah di isi dengan nasi bebek gambut, tapi kali ini satu porsi ketupat kandangan masih belum cukup memuaskan nafsu saya. tak tangung2 2 porsi saya habiskan kali ini. ckckck…! bukan laper kayanya,, tapi maruk.. hahaha.*pikirkan kah ???.
                ditempat ini saya di kenalkan dengan beberapa orang anak penghuni KPA diantaranya (zamry,radi, doni dll). malam hari pun kami habiskan dengan berbincang2 berbagi pengalaman. tentu saja pengalaman tentang dunia jalan2. atau bahasa kerennya travelling. ternyata tak sedikit dari mereka yang melakukan hal2 nekat seperti saya. bahkan salah satu dari mereka ada yang pernah menjelajahi Kalimantan dengan bermodalkan uang 100 ribu rupiah.. whaaaatttt ???? ckckckck…! ternyata ada yang jauh lebih gila dari saya. hehehe.
                keesokan harinya saya berangkat ke loksado dengan di temani oleh zamry menggunakan sepeda motor. jarak dari kota kandangan ke loksado menempuh waktu sekitar 1 jam. jalan yang dilalui juga lumayan ekstim ( terutama setelah mendekati loksado ). banyak tikungan2 tajam yang di sisinya jurang. tapi pemandangan yang ditemui juga ga kalah waw. perdesaan yang masih tradisional dan perkebunan kayu manis sering kita temui selama di perjalanan. ketika mendekati loksado saya melihat banyak bukit2 indah yang seolah2 menuntun saya menuju keindahan alam sesungguhnya yang segera akan saya temui. dan benar saja, tak lama kemudian sebuah gerbang menyambut kedatangan saya. “SELAMAT DATANG DI KAWASAN WISATA LOKSADO”.  tak jauh dari situ sudah ramai orang2 yang sedang sibuk menyiapkan rakit2 bambu yang akan di pakai untuk rafting. makin tak sabar rasanya hati ini.
( Haratai Waterfall , Indahnya negeri ku tercinta )
                karena hari masih pagi (jam 9 pagi), zamry menyarankan kepada saya untuk mengunjungi air terjun haratai terlebih dahulu sebelum mencoba bamboo rafting. saya mengiyakan saja alias nurut aja. langsung saja kami bergerak kembali menuju air terjun yang dimaksud. jarak yang di tempuh lumayan jauh dari loksado. belum lagi jalanannya yang benar2 ekstim. hanya jalan setapak yang penuh dengan bebatuan. namun di sisi jalan tampak pesona sungai amandit dengan arusnya yang kencang membuat saya lupa dengan keadaaan jalan yang benar2w waw.sampai akhirnya saya benar2 tiba di sebuah air terjun yang luar biasa indahnya. air terjun haratai. dinamakan haratai karena terletak di desa haratai,loksado. debit air yang besar membuat air terjun ini tampak benar2 dahsyat. tanpa menunggu lama lagi saya langsung menceburkan diri ke air. dan waw… dingin sekali airnya, serasa mandi dengan air yang baru diambil dari mesin pendingin (kulkas).
                air terjun ini serasa milik pribadi. karena tidak ada orang lain disini selain saya dan zamry. padahal ini adalah hari minggu. hari dimana biasanya orang2 berlibur. 1 jam,2jam hingga akhirnya 3 jam berlalu. kami beranjak dari airterjun. setelah puas mandi dan mengabadikan diri dengan kamera. kali ini kami akan mencoba ber-rafting ria dengan menggunakan bamboo. namun sebelum sampai di tempat mangkalnya rakit, zamry mengajak saya mampir terlebih dahulu ke sebuah air terjun lagi. air terjun maralis namanya. air terjun yang satu ini juga tak kalah dahsyatnya dengan air terjun haratai. hanya saja tinggi airnya yang berbeda. tapi kalo soal debit air yang jatuh, saya rasa dua2nya sama. kali ini saya tidak mandi, hanya mengambil beberapa foto saja. maklum,, badan sudah dingin gara2 kelamaan berendam di air terjun haratai.
( dingin banget gan....! )

 ( maralis waterfall, berada tah jauh dari haratai waterfall )

                puas mengambil gambar di maralis, kami segera menuju loksado, tempat dimana mangkalnya rakit2 yang akan membawa kami berpetualang menyusuri ganasnya sungai amandit. sebuah rakit sudah disiapkan oleh siempunya alias dalangnya. rakit bambu ini sangat sederhana. hanya terbuat dari susunan bambu sepanjang 10 meter yang di ikat menjadi satu dengan lebar sekita 1,5 meter bermuatan maximum 4 orang (dengan 1 orang joki). dengan bambu inilah saya dan yang lain akan menyusuri dan mencoba ganasnya arus sungai amandit sepanjang 8 KM dengan menempuh waktu sekitar 2,5 jam. tak sabar rasanya ingin memacu adrenalin. dan tak lama kemudian rakitpun bergerak. sang joki mulai sibuk dengan alatnya ( sebilah bambu panjang untuk mengendalikan rakit). welcome to the real adventure..
( Bambu Rafting , The Real Adventure )
                jeram demi jeram kami lalui, adrenalin ini mulai terpacu. sedikit gugup & takut juga. gimana gak,, sebelumnya biasa rafting dengan perahu karet di tambah dengan keamanan yang lengkap (rompi+helm) . tapi kali ini tanpa rompi dan helm. apa ga waw..!! tapi di sinilah seninya. kalo ga begitu pastinya pertualangan ini akan membosankan. pemandangan di kedua sisi sungai semakin melengkapi penyusuran ini. sesekali kami bertemu dengan serombongan orang2 dayak meratus yang sedang mencari ikan. dan tak jarang juga saya menemukan hewan2 penghuni sungai ( biawak, ikan, ular,dll). setelah mengarungi jeram selama satu jam kami tiba di sebuah tempat yang dimana dari tempat ini kita dapat melihat kemegahan pegunungan meratus yang mempesona. di tempat ini arus sungai juga tenang, jadi kita bias leluasa menikmati pemandangan pegunungan terpanjang di Kalimantan ini. tak mau menyia2kan kesempatan saya mengeluarkan kamera dan mulai mengabadikan momen2 ini.
( pemandangan di sisi sungai amandit )

                dari tempat ini untuk sampai ke tempat akhir masih membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam lagi. dan menurut penuturan sang joki kali ini jeram yang kami temui akan lebih dahsyat lagi. karena diameter sungai mulai mengecil, sehingga arusnya pun makin deras. untuk alasan keamanan, sang joki menyarankan kepada saya untuk menimpan kamera saya. karena dahsyatnya arus yang akan kami lalui. dia bercerita sebelum2nya dia pernah membawa beberapa wisatawan yang kameranya tercebur di sungai akibat ngeyel  ga percaya sama ucapannya. mendengar itu tanpa menunggu lama saya langsung mengamankan kamera satu2nya yang saya miliki.
 ( Jeram - jeram penghuni sungai amandit )

                benar saja apa yang di ucapkan oleh sang joki. jeram2 yang kami lalui benar2 dahsyat, beberapa kali saya hampir terlempar ke sungai akibat benturan rakit dengan bebatuan. benar2 rafting yang menegangkan.  begitu seterusnya sampai di titik akhir.
                sampai akhirnya kami mulai memasuki sungai yang di kedua sisinya banyak terdapat rumah2 penduduk. dan itu artinya kami hampir tiba di garis finish. tak lama kemudian pertalangan ini pun berakhir. sang joki merapatkan rakit kesayangannya ke tepian sungai. setelah membayar biaya rakit sebesar 200 ribu kami pun beranjak meninggalkan tempat itu dengan langkah yang sempoyongan gara2 pusing akibat jeram2 penunggu amandit.
                tepat pukul 4 sore saya dan zamry kembali ke kandangan. dan pertualangan saya kali inipun harus berakhir. selama sekitar 4 hari saya berpetualang mewujudkan mimpi saya sejak kecil untuk bertemu dengan si nenek yang hampir setipa hari menyapa saya dengan jempol keriputnya.sampai akhirnya saya menemukan itu semua bahkan dengan bonus sempoyongan akibat jeram ala sungai amandit yang mempesona sekaligus menakutkan. setelah sampai dikandangan dan mengambil  barang2 yang saya titipkan di tempat saya menginap, zamry mengantarkan saya ke terminal tempat dimana bus yang akan membawa saya ke samarinda mangkal.
                selamat tinggal kawan2, senang rasanya bisa mengenal kalian. yang tadinya hanya sekedar teman di dunia maya. hingga akhirnya menjadi saudara di dunia nyata. beribu2 terima kasih saya ucapkan untuk kawan2 semua. hanya itu yang bisa saya berikan sebagai balasan atas kebaikan kalian. semoga tuhan membalasnya. dan semoga kita di pertemukan kembali dilain tempat dan dilain kesempatan . amin.
               
                                                                                                                                                                Deni muliawan






Daftar budget pengeluaran selama trip
Ongkos bus Samarinda – Banjarmasin  : Rp. 100.000 ( nyetop dilampu merah, kalo harga asli tiket di terminal 130.000 )
penginapan , transportasi + makan selama di Banjarmasin  : free..*dibantu teman
Banjarmasin – Kandangan  : Free *diantar  teman
Penginapan , Transportasi + makan di kandangan : free..*ditraktir teman2 KPA
Bambu Rafting  : Rp. 200.000
Kandangan – Samarinda   :  Rp. 100.000 (Harga tiket terminal)
Souvenir khas Banjarmasin  : 130.000 (  1 baju kaos + beberapa macam gantungan kunci )